Jika tulisan
ini terbit, maka ini barangkali bisa menjadi hadiah yang bisa aku berikan
pada kalian. Aku sendiri belum mampu memberikan sesuatu yang membanggakan
seperti inginmu . Atau mungkin sesederhana untuk datang ke tempat kalian pun
aku tak bisa. (barangkali belum kesempatan itu belum hadir).
Bukan cuma aku
yang memiliki sahabat, aku yakin banyak orang yang memiliki orang terdekat yang
dipercayai untuk tempat berkeluh kesah, bersandar, bersenda gurau, teman makan,
atau mungkin hanya sekadar sebagai pendengar yang baik lalu kita sebut dia
dengan sahabat.
Ya, begitulah
aku memanggil kalian, Sahabat. Setelah hampir 7 tahun bersama, masih banyak
keinginan kita yang belum terwujud. Tapi aku percaya kelak semua tak hanya
sekedar harap, semua akan menjadi nyata. Sekali lagi kalian adalah sahabat,
entah kalian gendut atau kurus, sehat atau sakit, tugas atau nikah.
Akankah kita
seperti ini?
Hei sob, masih
ingatkah gambar itu yang dulu pernah aku kirimkan. sebenarnya gambar itu aku
beri judul “kita gak akan seperti itu ‘kan?” Di balik gambar itu, aku
sebenarnya ingin meyakinkan bahwa persahabatan kita ini tak akan ada habis
masanya dan tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Ada satu titik
di mana aku mulai sadar bahwa teman-teman yang dulu selalu ada satu persatu
mulai hilang. Tapi demi persahabatan ini, akan kuperpanjang masa berlakunya.
Satu persatu
teman-teman menghilang
Mungkin banyak
dari kita yang mengalami hal semacam itu. Tapi percayalah, itu Insyaallah tak
akan terjadi pada persahabatan kita. Dalam hidup kita ada teman-teman yang
masuk dan pergi dalam kehidupan, dan waktulah yang akan menjawab siapa dari kita
yang akan bertahan tetap istiqomah dari masa ke masa. Dan jika ada teman yang
seperti itu, itu pasti kalian-kita.
Coba tengok ke
belakang, beberapa tahun silam sewaktu kita lulus MTS atau SD/MI, lalu kita
pilih ALMUTTAQIN yang jaraknya luar biasa jauh. (dari jalan raya :p )
Meski cuma
bermodalkan chatting Facebook, WA dan SMS, tapi kita masih
bisa berkomunikasi kan. Masih berpikir bahwa semua ada masanya
setelah 6 tahun berlalu? Jangan dengar apa kata mereka, jangan percaya bahwa
sebuah persahabatan itu ada masanya. Persahabatan kita ini bukan kontrakan,
yang harus disudahi ketika masa kontraknya habis. Percayalah, sampai
kapanpun aku selalu berada tepat di belakangmu.
Dulu hampir
setiap hari aku menyapamu, tapi sampai tiba waktunya saat mau SMS atau meneleponmu
harus bertanya dulu, “lagi sibuk atau nggak?”
Aku pun mulai
segan untuk menyapamu
Transisi dari santri
menjadi ustadz sudah kita lewati. Persahabatan kita memang gak akan semulus
jalan tol. Ada satu waktu aku temukan kalian asik dengan teman-teman barumu.
Iya, memang benar di beberapa kesempatan aku pernah tak berani menyapamu,
karena aku khawatir mengganggumu yang sedang asyik dengan dunia barumu.
Tapi sungguh,
aku sama sekali tak iri dengan teman-teman barumu, hanya saja aku memang harus
mengalah sejenak pada teman-teman barumu. Aku pun punya teman-teman baru
yang juga menyenangkan, dan aku pun menikmati pertemanan baruku ini. Meski
kadang aku tak mengajakmu untuk bertemu, itu bukan karena aku lupa dan iri pada
teman-teman barumu.
Kamu tahu ‘kan
bahwa aku punya gengsinya luar biasa besar. Jadi untuk sekadar menyapa pun aku
butuh usaha ekstra. Aku kira hari itu aku akan kehilangan kamu, sampai pada akhirnya
kamu yang bertanya: “Ente sibuk ya?”
Terimakasih,
karena pagi itu kamu berani untuk menghubungi aku terlebih dulu. Mungkin kalau
hari itu kamu tidak bertanya, tidak ada kita lagi dihari ini. Lagi-lagi ini
masalah sebuah komunikasi. Maaf jika aku terlalu gengsi, tapi aku mohon
percayalah, setiap kali kalian menoleh ke belakang untuk mencariku, aku
akan ada di sana, sahabatku.
Sampai ada
masanya aku ragu mau mengomentari foto-foto konyolmu.
Ada kalanya aku
mulai ragu mengomentari foto-foto konyolmu
Sahabat, sorry
ya jika selama ini diam-diam aku kepoin akun-akun media sosialmu.
Diam-diam aku melihat setiap postingan-kalian haha!. (biasa-lah
program intelejen J)
Persahabatan
orang lain bisa saja berakhir oleh suatu sebab, tapi tidak untuk kita. Aku akan
terus jadi sahabatmu dari masa ke masa.
Aku akan selalu
jadi sahabatmu dari masa ke masa
Aku tidak
pernah berpikir bahwa persahabatan kita akan berakhir seperti kebanyakan orang.
Kalian tahu siapa aku kan? Seseorang yang banyak bicara banyak tingkah namun
dibalik itu semua aku masih intovert. Sahabat yang cuek namun sejujurnya
selalu siap dan rela berkorban untukmu, tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak
akan pernah membuatmu terjatuhkan, dan tidak akan pernah lari darimu.
Jadi jangan
berpikir bahwa semuanya akan berakhir. Masih banyak tempat yang belum kita
kunjungi, insyaallah masih banyak jenis makanan yang belum kita cicipi
bersama-sama iya kan?. Mari persiapkan waktu dan dompet, lalu kita
ciptakan perjalanan yang luar biasa, seperti yang pernah kita lakukan dulu kala
(lari dari harist Ramadhan :D). Menyempatkan pergi bersama itu bisa jadi salah
satu cara mempererat persahabatan kita.
Sekarang aku
dan kamu punya kesibukan masing-masing. Intensitas pertemuan kita memang
berkurang drastis, tapi bukan berarti masa persahabatan kita sudah habis.
Sukses
sahabatku, persahabatan kita tak akan ada habis masanya.
Bukankah
masing-masing dari kita sudah memiliki kesibukan sebelum hari ini? Lantas apa
aku melupakan kalian, mengabaikan kalian, atau meninggalkan kalian? Tidak sama
sekali.
Sukses bro,
sampai kapan pun persahabatan kita tak akan pernah berhenti. Aku harap,
ingatlah selalu bahwa masa persahabatan kita di dunia ini hanya akan habis
ketika ajal hadir di depan mata.
Semua
tergantung bagaimana kita, bagaimana komunikasi kita. Jangan gengsi untuk
sekedar bertanya “Apa kabar?” (tapi memang dasarnya aku orang yang cuek
dan gak suka basa basi :p). Titik temu dari semuanya bukanlah pertemuan,
melainkan komunikasi. Hubungi kita-kita kapan pun kalian mau, karena kita selalu
berada tepat dibelakang persahabatan ini. Terimakasih atas waktu dan
perjalanan yang telah terlewati, maa’akumun najah!
0 komentar:
Posting Komentar